assalamu'alaikum,,.

Rabu, 09 Juli 2008


Antisipasi Serangan AS dan Israel, Iran Uji Coba Misil-Misil Jarak Jauhnya

Katagori : Laporan
Oleh : Redaksi 02 Jul, 08 - 8:00 pm


Iran Peringatkan AS dan Israel
Iran melakukan uji coba peralatan dan persenjataan militernya, sebagai respon ancaman serangan militer dari AS dan Israel. Dalam latihan perang hari kedua di kawasan Selat Hormuz dan Teluk Persia, Korps Garda Revolusi Islam Iran sukses melakukan uji coba misi jarak jauh dan jarak menengahnya.

Korps Garda Revolusi hari ini melakukan uji coba misil Shahab 3 yang bisa mencapai target dengan jarak 2.000 kilometer. Misil itu dilengkapi dengan sekitar satu ton bom konvensional. Selain Shahab 3, misil-misil lainnya yang sudah ditingkatkan akurasi daya jangkaunya, antara lain misil Zelzal dan Fateh, juga diujicoba. Misil Zelzal memiliki jarak tempuh 400 kilometer, sedangkan misil Fateh memiliki jarak tempuh 170 kilometer.

Menurut koresponden Press TV yang meliput latihan perang itu, misil-misil Iran bisa menjangkau target apapun yang masih dalam jangkauannya, tanpa tergantung pada waktu dan kondisi cuaca.

Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran, Morteza Saffari mengatakan, berbagai jenis misil, roket, torpedo, kapal perang dan misil darat ke laut juga di uji coba dalam latihan perang yang diberi kode Payambar-e Azam 3. "Korps Angkatan Laut Garda Revolusi Islam melakukan latihan perang ini untuk menunjukkan bahwa kami sepenuhnya siap untuk menghadapi serangan apapun dari musuh maupun para petualang, " tukas Saffari.

"Latihan perang juga menjadi pesan bagi negara-negara di kawasan ini, bahwa dengan kebersamaan. tanpa harus menghadirkan pasukan asing, kita bisa mengamankan Teluk Persia dan Selat Hormuz, " sambung Saffari. (ln/presstv/eramuslim)

Iran Peringatkan AS dan Israel


Latihan perang didesain sebagai simulasi untuk menyerang fasilitas nuklir Iran
TEHERAN -- Garda Revolusi Iran, Selasa (8/7), menggelar latihan perang di Teluk Persia dan mengeluarkan peringatan kepada Israel dan Amerika Serikat (AS). Pejabat senior Iran, Ali Shirazi, mengatakan Israel dan armada AS di Teluk akan menjadi target pembalasan pertama jika Iran diserang.

''Tembakan pertama AS kepada Iran akan membuat kepentingan utama AS menjadi lautan api,'' kata Shirazi yang juga wakil pemimpin spiritual tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, di pasukan elite tersebut. ''Tel Aviv dan armada AS di Teluk Persia akan menjadi lautan api sebagai bagian dari reaksi Iran,'' lanjutnya seperti dikutip kantor berita Iran, Fars. Meski pernyataan seperti ini kerap dikeluarkan petinggi Iran tetapi pernyataan Shirazi dinilai tidak biasa. Dia dianggap sebagai utusan Khamenei yang mempunyai kekuasaan final atas semua urusan di Iran. Pengamat politik menilai pernyataan itu menunjukkan sikap Iran menghadapi tekanan sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang mendesak diakhirinya program nuklir Iran.

Israel langsung mereaksi pernyataan Shirazi. Juru bicara Israel, Mark Regev, mengatakan pernyataan Shirazi itu lebih tepat jika ditujukan ke Iran sendiri. Israel sendiri belum lama ini menggelar latihan perang di atas Laut Mediterania yang melibatkan sekitar 900 helikopter tempur lengkap dengan pesawat pengebom jarak jauh. Bocoran informasi menyebutkan latihan perang ini didesain sebagai simulasi untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.

Israel selama ini memang menempatkan Iran sebagai musuh utama mereka dan tidak pernah menampik kemungkinan dilakukannya serangan sepihak, sesuatu yang pernah dilakukan terhadap fasilitas nuklir Irak di Osirak pada 1981. Di luar program nuklir Iran, Israel juga digusarkan dengan kemampuan Iran mengembangkan rudal jarak jauh yang menempatkan kota-kota besar mereka dan armada kelima AS yang bermarkas di Bahrain dan bertanggung jawab atas kawasan Teluk berada pada jangkauan tembak.

Dalam pernyataan yang dimuat situs resmi mereka, Senin (7/7) malam, disebutkan latihan perang dengan nama Great Prophet III itu melibatkan unit rudal balistik termasuk Shahab III dan bertujuan meningkatkan kemampuan tempur mereka. Latihan ini digelar bertepatan dengan terus berlanjutnya ketegangan atas program nuklir Iran. Minggu lalu Iran memberikan jawaban atas paket tawaran Uni Eropa (UE) yang disampaikan oleh Ketua Kebijakan Luar Negeri UE, Javier Solana, pada 14 Juni mewakili lima negara pemegang hak veto Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa plus Jerman.

Tak banyak bocoran informasi atas jawaban Iran tersebut tetapi Solana menyebutkan sebagai sebuah jawaban yang rumit dan kompleks yang membutuhkan kajian mendalam. Sedangkan Menteri Luar Negeri Prancis Bernard Kouchner menggambarkannya sebagai sesuatu yang tidak begitu memberi harapan.

Sementara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan ia justru dipenuhi harapan oleh reaksi Iran dan kemungkinan adanya pertemuan antara Solana dengan Ketua tim negosiasi Iran, Saeed Jalili, akhir bulan ini. Presiden Iran Mahmoud Ahmadnejad menegaskan Iran bersedia kembali ke meja perundingan hanya jika hak Iran diakui dan proses itu berlangsung dalam situasi yang positif dan sederajat. Sebagai negara penandatangan Kesepakatan Nonproliferasi (NPT), lanjutnya, Iran mempunyai hak untuk mempunyai program nuklir untuk kepentingan damai dan Iran tidak akan menyerahkan haknya tersebut.

Dalam suratnya yang dimuat harian cetak Jepang, Yomiuri Shimbun, terkait dengan pertemuan pemimpin negara industri (G-8) di Pulau Hokkaido, Selasa, Ahmadinejad kembali menegaskan bahwa Iran tidak akan memenuhi permintaan tidak sah mereka agar Iran menghentikan program nuklirnya. Ahmadinejad juga mengkritik pedas G-8 yang menurutnya tengah berkhayal mampu menyelesaikan masalah dunia. Sebagian pengamat politik menilai pernyataan ini membuyarkan optimisme bahwa Iran mungkin bersedia berkompromi. ap/afp/lan/RioL


Kehadiran Kapal Induk AS telah memicu Iran SIAP Berperang melawan!!
posted by RoHis at 23.01

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home