assalamu'alaikum,,.

Rabu, 09 Juli 2008

Skenario Besar AS Jepit Iran: Persiapan The Last Battle

Katagori : Laporan


Iran Siapkan Kuburan untuk Pasukan Musuh
Belakangan ini terlihat Amerika Serikat mengintensifkan upaya-upaya politik di Timur Tengah guna mempersiapkan kondisi yang tepat untuk melemahkan Iran secara ekonomi, politik dan militer.

Sebagian upaya itu tak terduga sebelumnya, antara lain menggoda Suriah, sekutu strategis Iran, yang menyediakan jalur dukungan ke Hezbollah, untuk berdamai dengan Isarel dengan imbalan pengembalian dataran tinggi Golan.

Ada beberapa indikasi tentang respon ‘malu-malu’ Suriah terhadap ini. Pertemuan tidak langsung itu pun berlanjut.

Dalam rangka memunculkan mimpinya menciptakan “Timur Tengah Baru” seperti yang dinyatakan Condoleezzaa Rice saat Perang Lebanon 2006 masih terus berlangsung, sejumlah upaya intensif demi mengeliminasi pengaruh geopolitik Iran di kawasan lewat upaya-upaya sebagai berikut:

Pertama :
Menjelang berakhirnya mandat PBB bagi keberadaan pasukan multinasional di Irak pada 31 Desember 2008, AS mengajukan pakta keamanan AS-Irak, yang dinamakan Status of Forces Agreement (SOFA), untuk disetujui pemerintah Irak, sesuai dengan yang disyaratkan mandat PBB. SOFA diharapkan AS untuk mempertahankan keberadaan pasukan mereka di Irak sekaligus mengekspansi adventurisme militer mereka di kawasan, karena berisikan:
• AS bisa menempatkan lebih daripada 50 basis militer di Irak;

• AS diberi wewenang untuk mengendalikan wilayah udara Irak di bawah 29.000 kaki;

• AS bebas meluncurkan operasi-operasi militer di bawah tema ”perang melawan teror” dari basis-basis tersebut terhadap siapa pun dan negara manapun yang dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional negeri Paman Sam itu, tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Baghdad;

• Personil militer, kontraktor keamanan partikelir, dan politikus sipil AS mendapatkan imunitas dari hukum Irak;

• Institusi-institusi keamanan, seperti Dephan, Depdagri, dan Kementerian Keamanan Nasional, serta juga kontrak-kontrak pengadaan senjata akan berada di bawah supervisi AS selama 10 tahun.

Kedua :
Demi menggolkan SOFA, pemerintah Bush melakukan segala macam cara:
• menyuap setiap anggota parlemen Irak sebesar 3 juta US dolar.

• menahan dana milik Irak sebesar 50 milyar US dolar yang ada di Federal Reserve Bank of New York, dengan alasan bahwa Irak masih dipandang sebagai ancaman bagi keamanan internasional berdasarkan atas Pasal Tujuh Piagam PBB (ditetapkan saat Saddam menginvasi Kuwait). Syarat agar Irak keluar dari kategori itu, menurut negosiator AS, adalah dengan menandatangani SOFA.

• DPR AS mengeluarkan resolusi yang menuntut Irak untuk mengakui Israel dan menjalin hubungan diplomatik dengan Tel Aviv. Jika tidak, maka Irak akan kehilangan bantuan milyaran US dolar dari bantuan AS kepada Baghdad.

Ketiga :
Membujuk sekutu-sekutu di Eropa untuk membekukan dana dan aset perusahaan dan bank Iran yang ada di negara-negara Eropa.
• Dari dalam negeri, DPR AS mencabut pasal yang mensyaratkan persetujuan Kongres bagi pemerintahan AS untuk menyerang Iran.

• DPR AS juga mengeluarkan resolusi yang mendorong pemerintahnya untuk menerapkan blokade laut atas Iran
.

Keempat :
Atas saran Koalisi 14 Maret, pemerintah AS akan mendesak Israel untuk berunding dengan Lebanon dalam soal pengembalian tanah pertanian Sheba. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan popularitas pemerintahan Siniora sekaligus menghilangkan dalih bagi Hizbullah untuk mempertahankan senjatanya.

Kelima :
Merayu Israel berunding dengan Hizbullah untuk melakukan pertukaran tawanan. Tindakan ini tentu saja tidak ditolak oleh Hizbullah yang sejak lama menginginkannya. Olmert melakukan hal ini demi mengurangi tekanan politik dalam negeri atas dirinya yang terlibat skandal suap dari pengusaha Yahudi asal Amerika.

Keenam :
Lewat mediasi Turki, Israel mulai mencoba mendekati Suriah dengan isu pengembalian Dataran Tinggi Golan yang ia aneksasi pasca Perang 1967. Ini dimaksudkan untuk menarik Suriah dari kedekatannya dengan Iran, Hizbullah, dan Hamas. Sejauh ini, belum terjadi pembicaraan langsung antara pejabat Suriah dengan Israel. (ICC-Jakarta)
posted by RoHis at 22.57

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home